Jom Kita Kongsi Ilmu :)

Tuesday, August 23, 2011

Munculnya Imam Mahdi



Di antara tanda-tanda Kiamat kubro adalah datangnya al-Mahdi yang memegang kendali umat, memperbarui agama, memimpin dengan landasan Islam, menebarkan keadilan di antara manusia, tidak ada satu sunnah Islam kecuali dia menegakkannya, tidak ada bid’ah kecuali dia memberantasnya. Umat mengecap nikmat di bawah kepemimpinannya yang belum pernah didengar sebelumnya. Datangnya Mahdi menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah kebenaran yang telah ditetapkan oleh dalil-dalil yang shahih.

Telah tertulis dalam sunnah yang shahih bahwa nama al-Mahdi dan bapaknya sesuai dengan nama Nabi saw dan bapaknya.

Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw berkata, “Seandainya tidak tersisa dari dunia ini kecuali satu hari niscaya Allah akan memanjangkan hari itu sehingga Dia mengutus di hari itu seseorang dariku atau dari ahli baitku namanya sama dengan namaku, nama bapaknya sama dengan nama bapakku, dia memenuhi bumi….”

Dalam riwayat lain, “Dunia tidak akan berakhir sehingga orang-orang Arab dipimpin oleh seorang laki-laki dari ahli baitku namanya sesuai dengan namaku.” (HR. Abu Dawud no. 4282 dan at-Tirmidzi no. 2231 dan dia berkata, “Hasan shahih”. Dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no.1529). Jadi Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah.

Nasabnya tidak diragukan dari ahli bait Rasulullah saw. Riwayat-riwayat yang berjumlah banyak menyatakan bahwa dia adalah keturunan Fatimah yang suci putri Nabi saw.

Dari Ummu Salamah berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Al-Mahdi dari keluargaku dari putra Fatimah.” (HR. Abu Dawud no. 4284 dan Ibnu Majah no.4135)

Dari Ali bin Abu Thalib berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “Al-Mahdi dari kalangan kami ahli bait, Allah menjadikannya baik dalam satu malam.” (HR. Ahmad 1/84 dan Ibnu Majah no. 4136)

Dari sabda Nabi saw dalam riwayat-riwayat di atas tentang nasab al-Mahdi, “… Kemudian muncul seorang laki-laki dari keluargaku atau dari ahli baitku….”

Semua hadis-hadis ini menegaskan bahwa al-Mahdi berasal dari Nabi saw dari putra Fatimah Az-Zahra. Ini adalah keyakinan mayoritas umat, maka tidak boleh membuang hadits-hadits ini dengan mengambil hadits-hadits yang lemah dan palsu karena tujuan dan hawa nafsu tertentu.

Di antara sifat-sifat al-Mahdi yang tertulis di dalam sunnah adalah tipisnya rambut yang tumbuh di kedua sisi kepalanya karena setengah kepalanya botak. Di antara sifat-sifatnya adalah berhidung mancung, ujung hidungnya tipis, bagian tengahnya menonjol, seperti yang tertulis dalam hadis Abu Said al-Khudri berkata, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Al-Mahdi dari keluargaku, ubun-ubunnya tidak berambut, berhidung mancung, dia akan menyebarkan keadilan dan kebijaksanaan di seluruh penjuru bumi setelah sebelumnya diliputi oleh kedzaliman dan kerusakan, dan dia berkuasa selama 7 tahun.” (HR. Ahmad 3/17 dan Abu Dawud no. 4285, dishahihkan oleh al-Albani dalam takhrij al-Misykah no. 5454).

Di antara petunjuk tentang al-Mahdi adalah munculnya dia di zaman di mana kezhaliman dan penindasan merajalela, lalu dengan perintah Allah dia menegakkan keadilan dan kebenaran, melarang kedzaliman dan penindasan, dengannya Allah menegakkan panji kebaikan pada umat, di mana Allah menurunkan hujan dengan lebat tidak setetes pun yang disimpan, bumi menumbuhkan segala macam buah-buahan tanpa menyimpan satu pun, binatang ternak berkembang biak dengan cepat karena banyaknya makanan, dan harta kekayaan mengalir lalu dibagi-bagi secara sama rata di antara manusia.

Dari Abu Said Al-Khudri bahwasanya Rasulullah bersabda, “Al-Mahdi akan muncul di akhir umatku, Allah menurunkan hujan untuknya, bumi menumbuhkan pohon-pohonnya, harta kekayaan dibagi secara merata, binatang ternak berkembang pesat, umat menjadi besar. Dia hidup tujuh atau delapan.” (HR. al-Hakim 4/557-558, dia berkata, “Sanadnya shahih tetapi tidak diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.” Disetujui oleh adz-Dzahabi, hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 711).

Tidak ada riwayat yang shahih dan jelas yang menunjukkan tempat kemunculannya atau zamannya. Akan tetapi para ulama menarik kesimpulan dari pengertian sebagian riwayat meskipun tidak seratus persen pasti.

Hafizh Ibnu Katsir dalam Al-Fitan Wal Malahim berkata, “Kemunculan al-Mahdi terjadi di akhir zaman, di negara-negara belahan timur, bukan dari Sirdab Samura’ seperti yang diklaim oleh orang-orang Syi’ah yang bodoh di mana al-Mahdi telah berada di sana saat ini, sementara mereka menunggu kemunculannya di akhir zaman. Keyakinan ini adalah kebodohan, bisikan dan tipu daya setan….”

Dalam buku yang sama Ibnu Katsir berkata, “Menurut saya kemunculan al-Mahdi mendahului turunnya Isa bin Maryam AS sebagaimana hadits-hadits menunjukkan hal itu.”

Di sini saya menyuguhkan kepada pembaca yang mulia sebagian riwayat yang yang menunjukkan secara tersirat tentang al-Mahdi.

Dari Jabir bin Abdullah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Akan selalu ada segolongan manusia dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka memperoleh kemenangan sampai hari Kiamat. Lalu Isa turun, Amir kaum muslimin berkata, ‘Kemarilah, jadilah kamu sebagai imam shalat bagi kami.’ Dia menjawab, ‘Tidak. Sesungguhnya sebagian di antara kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain dan hal itu adalah kehormatan dari Allah kepada umat ini’.” (HR. Muslim no. 156). Syaikh al-Albani dalam tahqiq shahih Muslim menyatakan bahwa imam atau amir ini adalah al-Mahdi.

Yang bisa dicermati dari riwayat ini tidak ditentukannya nama imam atau amir yang shalat sebagai imam sampai dengan datangnya Nabi Isa.

Akan tetapi terdapat riwayat yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Manar al-Munif dengan lafazh, “Lalu amir mereka al-Mahdi berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam….” Kemudian Ibnul Qayyim berkata sesudahnya, “Riwayat ini sanadnya jayid (bagus).”

Dari Ummu Salamah berkata, Rasulullah saw berkata, “Seseorang berlindung kepada baitullah, lalu sebuah tentara dikirim kepadanya. Ketika mereka sampai di tanah yang lapang, mereka dibenamkan.” Ummu Salamah berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana dengan orang yang terpaksa?” Nabi saw menjawab, “Dia dibenamkan bersama mereka tetapi dia dibangkitkan pada Hari Kiamat sesuai dengan niatnya.” (HR. Muslim no. 2882 dan at-Tirmidzi no 1272)

Dari Hafshah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Akan berlindung dengan rumah ini yakni Ka’bah suatu kaum, mereka tidak mempunyai perlindungan, tidak pula memiliki sekutu, dan tidak pula memiliki perlengkapan untuk membela diri, sebuah pasukan diutus kepada mereka, ketika pasukan ini sampai di tanah lapang mereka dibenamkan.” (HR. Muslim no. 2883 dan an-Nasa`i 5/207).
Kedua riwayat dari Ummul Mukminin ini mengandung isyarat yang jelas adanya seseorang yang berlindung kepada baitullah, dan bahwa dia dari Quraisy, dia didukung oleh pertolongan Allah dengan membenamkan musuhnya. Akan tetapi apakah dia adalah al-Mahdi yang namanya secara nyata disebutkan dalam hadits-hadits shahih di atas? Tidak ada dalil yang qath’i dalam hal ini, akan tetapi secara tersirat adalah dia. Wallahu a’lam.

Hadits-hadits yang shahih telah menyebutkan adanya seorang khalifah di mana kemakmuran mencapai puncaknya pada zamannya sehingga dia meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya tanpa menghitungnya, dia membagikan harta itu tanpa perhitungan. Akan tetapi riwayat-riwayat itu tidak menyebutkan nama khalifah tersebut.

Dari Abu Said Al-Khudri bahwasanya Nabi saw bersabda, “Akan muncul di kalangan kalian seorang khalifah yang meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya tanpa menghitungnya.” Dalam riwayat lain, “Memberikan harta kepada manusia tanpa perhitungan.” Dalam riwayat lain, “Akan muncul di akhir umatku seorang khalifah yang meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya.” (HR. Muslim no. 2913).

Dari kumpulan riwayat di atas jelaslah bagi kita secara tersurat dan tersirat bahwa al-Mahdi adalah seorang yang shalih yang muncul dari arah timur, dia lari dari Madinah berlindung ke baitullah, lalu dia di baiat di Ka’bah yang mulia di antara rukun dan maqam, lalu satu pasukan diutus untuk membunuhnya, tetapi mereka dibenamkan, Allah memberikan pertolongan dan dukungan kepadanya dan dia berhukum kepada Islam. Dia menyebarluaskan keadilan di antara manusia, kemakmuran dan ketenteraman merata, dia bertemu dengan Nabi Isa, dia menjadi imam bagi umat dan Nabi Isa shalat di belakangnya, lalu dia membantunya membunuh Dajjal, dia hidup 7 atau 9 tahun.
Ada beberapa ulama dan imam yang telah menyatakan bahwa hadits-hadits tentang Mahdi mencapai tingkatan mutawatir secara maknawi. Kepada pembaca yang budiman saya nukilkan beberapa ucapan mereka agar jiwa kita semakin mantap terhadap pendapat kita.
Allamah Muhammad As-Sifarini dalam bukunya Al-Masihud Dajjal Wa Asrorus Saa’ah berkata, “Allamah Syaikh Mar’i di dalam bukunya Fawaidul Fikri menukil dari Abul Hasan Muhammad bin Al-Husain berkata, ‘Hadits-hadits dari Rasulullah saw tentang al-Mahdi dan bahwa dia dari ahli bait Nabi saw telah mencapai tingkatan mutawatir dan para perawinya terkumpul dalam jumlah yang banyak’.”
Dia juga berkata, “Riwayat-riwayat yang berjumlah banyak telah menyatakan kedatangannya sehingga riwayat-riwayat itu mencapai tingkatan mutawatir maknawi. Hal ini telah dikenal luas di kalangan Ahlus Sunnah sehingga ia termasuk salah satu keyakinan mereka.”

Dia juga berkata, “Terdapat riwayat-riwayat yang beragam dari para sahabat baik yang disebutkan namanya atau yang tidak disebut namanya begitu pula dari para tabiin sesudah mereka, di mana secara keseluruhan menunjukkan ilmu yang qath’i (pasti) maka iman kepada kedatangan al-Mahdi hukumnya wajib sebagaimana hal itu telah ditetapkan oleh para ulama dan tertulis dalam akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Begitu pun di kalangan syi’ah, hanya saja al-Mahdi mereka adalah Muhammad bin Hasan Al-Askari.”

Syaikh Muhammad Al-Barzanji dalam bukunya Al-Isya’ah Li Asyrotis Saa’ah berkata, “Telah diketahui bahwa hadits-hadits tentang al-Mahdi, kemunculannya di akhir zaman dan bahwa dia dari keluarga Rasulullah saw dari keturunan Fatimah telah mencapai tingkatan mutawatir maknawi, maka tidak ada alasan untuk mengingkarinya.”

Allamah Muhammad Sidik Khalid bin Hasan Al-Qanuji dalam bukunya Al-Idza’ah Lima Kaana Wa Ma Yakunu Baina Yadayis Saa’ah berkata, “Hadits-hadits tentang al-Mahdi dengan riwayat-riwayat yang beragam sangatlah banyak mencapai derajat mutawatir maknawi. Hadits-hadits itu terdapat dalam buku-buku sunan, musnad-musnad, mu’jam-mu’jam dan lain-lainnya.”

Dalam buku yang sama, dia menukil ucapan Imam asy-Syaukani, “Hadits-hadits mutawatir yang menerangkan al-Mahdi yang ditunggu-tunggu yang bisa diketahui berjumlah 50 hadis. Di antaranya ada yang shahih, hasan, dhaif dan dhaif yang terkatrol. Semua hadits-hadits itu mutawatir tanpa keraguan dan tanpa kesamaran, bahkan untuk angka yang di bawahnya sudah cukup disebut mutawatir menurut istilah-istilah yang telah disepakati dalam ilmu ushulul hadits. Adapun atsar-atsar dari sahabat yang secara nyata menerangkan al-Mahdi maka jumlahnya banyak juga di mana atsar-atsar itu mempunyai hukum hadits marfu’ karena tidak ada peluang ijtihad dalam masalah seperti ini.”

Dalam sebuah hadits Nabishollallahu ’alaih wa sallammengisyaratkan bahwa Imam Mahdi pasti datang di akhir zaman. Ia akan memimpin ummat Islam keluar dari kegelapan kezaliman dan kesewenang-wenangan menuju cahaya keadilan dan kejujuran yang menerangi dunia seluruhnya. Ia akan menghantarkan kita meninggalkan babak keempat era para penguasa diktator yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya dewasa ini menuju babak kelima yaitu tegaknya kembali kekhalifahan Islam yang mengikuti manhaj, sistem atau metode Kenabian.

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ
رجل مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي
يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)

Lelaki keturunan Nabi Muhammadshollallahu ’alaih wa sallamtersebut adalah Imam Mahdi. Ia akan diizinkan Allah untuk merubah keadaan dunia yang penuh kezaliman dan penganiayaan menjadi penuh kejujuran dan keadilan. Subhanallah...! Beliau tentunya tidak akan mengajak ummat Islam berpindah babak melalui perjalanan tenang dan senang laksana melewati taman-taman bunga indah atau melalui meja perundingan dengan penguasa zalim dewasa ini apalagi dengan mengandalkan sekedar ”permainan kotak suara”..! Imam Mahdi akan mengantarkan ummat Islam menuju babak Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah melalui jalan yang telah ditempuh Nabi Muhammadshollallahu ’alaih wa sallamdan para sahabatnya, yaitu melalui al-jihad fi sabilillah.

Imam Mahdi akan berperan sebagai panglima perang ummat Islam di akhir zaman. Beliau akan mengajak ummat Islam untuk memerangi para Mulkan Jabriyyan (Para Penguasa Diktator) yang telah lama bercokol di berbagai negeri-negeri di dunia menjalankan kekuasaan dengan ideologi penghambaan manusia kepada sesama manusia. Bila Allah mengizinkan Imam Mahdi untuk menang dalam berbagai perang yang dipimpinnya, maka pada akhirnya ia akan memimpin dengan pola kepemimpinan berideologi aqidah Tauhid, yaitu penghambaan manusia kepada Allah semata. Banyak ghazawat (perang) akan dipimpin Imam Mahdi. Dan –subhaanallah- Allah akan senantiasa menjanjikan kemenangan baginya.

تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ
ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ

“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal,dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)
Lalu apa sajakah indikasi kedatangan Imam Mahdi? Dalam sebuah hadits Nabishollallahu ’alaih wa sallammemberikan gambaran umum indikasi kedatangan Imam Mahdi. Ia akan diutus ke muka bumi bilamana perselisihan antar-manusia telah menggejala hebat dan banyak gempa-gempa terjadi. Dan kedua fenomena sosial dan fenomena alam ini telah menjadi semarak di berbagai negeri dewasa ini.

أُبَشِّرُكُمْ بِالْمَهْدِيِّ يُبْعَثُ فِي أُمَّتِي عَلَى اخْتِلَافٍ مِنْ النَّاسِ
وَزَلَازِلَ فَيَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا

“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)

Hadits berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahwa kedatangan Imam Mahdi akan disertai tiga peristiwa penting. Pertama,perselisihan berkepanjangan sesudah kematianseorang pemimpin. Kedua, dibai’atnya seorang lelaki (Imam Mahdi) secara paksa di depan Ka’bah. Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi.

يَكُونُ اخْتِلَافٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ فَيَأْتِيهِنَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيُخْرِجُونَهُ وَهُوَ كَارِهٌ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ
وَيُبْعَثُ إِلَيْهِ بَعْثٌ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ فَيُخْسَفُ بِهِمْ بِالْبَيْدَاءِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ

“Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud 3737)

Saudaraku, sebagian pengamat tanda-tanda akhir zaman beranggapan bahwa indikasi yang pertama telah terjadi, yaitu perselisihan dan kekacauan yang timbul sesudah wafatnya seorang pemimpin. Siapakah pemimpin yang telah wafat itu? Sebagian berspekulasi bahwa yang dimaksud adalah Saddam Husein. Karena semenjak kematiannya, negeri Irak berada dalam kekacauan berkepanjangan. Wallahua’lam bish-showwab. Bila analisa ini benar berarti dewasa ini kita sudah harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan paksa Imam Mahdi di depan Ka’bah.
Saudaraku, bila ketiga peristiwa di atas telah terjadi, berarti Ummat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Imam Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Panglima ummat Islam di Akhir Zaman telah hadir.. . Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Nabishollallahu ’alaih wa sallamsebagai berikut:

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ

“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074)

Ya Allah, izinkanlah kami bergabung dengan pasukan Imam Mahdi. Ya Allah anugerahkanlah kami rezeki untuk berjihad di jalanMu bersama Imam Mahdi lalu memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’isy kariman (hidup mulia di bawah naungan syariat Allah) atau mut syahidan (mati syahid). Amin...

0 Pandangan yang Bernas !!: